Beberapa pendapat
tentang asal kedatangan agama Islam ke Indonesia, antara lain berikut ini:
a. Prof. Dr. P.A. Hoesein Djajadiningrat
berpendapat bahwa agama Islam dating ke Indonesia dari Iran (Persia), buktinya dapat
dilihat dalam ejaan dan tulisan arab.
b. Dr. R.M. Soetjipto Wiryosoeparto
berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia adalah berasal dari Gujarat,
alasannya yaitu adanya makam raja Islam yang terletak di Aceh Utara (Samudera
Pasai) menggunakan semacam marmer yang digunakan sebagai tembok kuil Hindu di
Gujarat.
c. Oemar Amin Hoesin, berpendapat bahwa agama
Islam masuk ke Indonesia adalah dari Persia, sebab di Persia ada suku Leren
yang dipakai sebagai nama kampong di Giri.
d. Prof. Dr. Hamka berpendapat bahwa agama
Islam masuk ke Indonesia berasal dari Mekah dan Mesir, alasannya
- · Raja Samudera Pasai bermazab Syafi’I (mazhab Syafi’I saat itu berkembang di Mesir)
- · Gelar raja Samudera Pasai sama dengan gelar raja –raja Mesir
- · Ada seorang ulama Indonesia yang mengajarkan ilmu tasawuf di Arab, namanya Syekh Abu Mas’ud Abdullah Ibu Mas’ud Al-Jawi
- · Pendapat lainnya adalah, agama Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu: melalui jalur utara, yaitu dari Mekah – Madinah – Syiria – Bagdad – Gujarat – Srilangka dan terakhir ke Samudera Pasai. Melalui jalur selatan, yaitu dari Mekah – Madinah (Yaman Selatan) – Gujarat – Srilangka sampai ke Samudera Pasai.
Saluran dan cara –
cara Islamisasi di Indonesia
Agama Islam tersebar ke pelosok
tanah air Indonesia melalui berbagai jalur, diantaranya, jalur perdagangan,
perkawinan, social budaya, adat-istiadat, kesenian dan sebagainya. Ajaran
ajaran Islam sesuai dengan sifat kemanusiaan sehingga agama Islam dalam
penyebaran dan perkembangannya tidak banyak mengalami hambatan Uka
Tjandrasasmita mengungkapkan saluran – saluran Islamisasi yang terdiri atas
enam macam.
1. Saluran Perdagangan
Pada taraf
permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu-lintas
perdagangan pada abad ke 7 hingaa ke 16 M. Mendorong pedagang – pedagang
muslim (Arab, Persia, dan India) untuk
ambil bagian dalam perdagangan dari negeri – negeri bagian barat, tenggara dan
timur Benua Asia.
2. Saluran Perkawinan
Dari sudut
ekonomi, para pedagan muslim memiliki status social yang lebih baik dari pada
kebanyakan pribumi sehingga penduduk pribumi, terutama putrid-putri bangsawan
tertarisk untuk menjadi istri istri saudagar itu. Sebelum menikah, mereka
diislamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan dan lingkungan
mereka semakin luas, timbullah kampong-kampung, daerah-daerah dan
kerajaan-kerajaan muslim.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar
tasawuf (para sufi) mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan
ajaran itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung
di Jawa.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi
juga dilakukan melalui jalur pendidikan baik pesantren maupun pondok yang
diselenggarakan oleh guru – guru agama, kyai kyai, dan ulama ulama. Contohnya
pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan
pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri di Giri. Keluarga pesantren Giri ini
banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan agama Islam.
5. Saluran Kesenian
Saluran
Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang.
Kesenian – kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra
(hikayat, babad, dan sebagainya), seni bangunan, dan ukir.
6. Saluran Politik
Di Maluku
dan Sulawesi Selatan, mayoritas rakyat memeluk Islam setelah rajanya memeluk
Islam. Pengaruh politik raja ini sangat membantu tersebarnya Islam di daerah
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar